narasi pasrah

masih kubaca narasimu, ketika kini maupun dahulu
masih tersimpan dan tak hilang dari ingatan

namun aku lupa.. dimana letak titik dan koma
menghilang susunan urutan waktunya...
kemana..???

biarkan.. biarkan hilang di lauatan
bukankan sesudah angin berangsur gelombang?
membawa serta cerita bersama nahkoda
kemudi terbawa, bukan mengembang layar sebilah asa!

biar saja... biarkan hilang
ketika pekatnya darah tak bisa memutar haluan
rasi-rasi takkan sesatkan tujuan

lambai cerita

Bagaimana caranya aku membuka cerita pada penghujung hari, sedangkan hati masih selalu terikat pada "pangkal" pagi?!.
bagaimana aku bisa aku kehilir sedang di hulu ini masih memasung jantung..!!
gemericik suara air di sungai, dan desau angin yang ditambah suara daun buluh yang saling beradu semakin mengikat erat, seakan bersenandung dan berkata "tetaplah disini, dengarkan simphony kami", kami pastikan kami takkan berhenti memainkan melodi", atau setidaknya kami bisa menghalau sepi".
enggan aku tinggalkan, karena senandungnya tak pernah mengenal kebosanan.


namun aku harus mencapai malam, menempuh pematang siang, kumpulan awan dan kepingan-kepingan senja cakrawala.
kuingin berlari diatas titian pelangi
di lamun malam bersama para pecinta bulan....

apatis

aku hanya menunjuk dengan mata, tak tajam namun mengena
kepada barisan bagan-bagan di tengah samudera
seraya kuceritakan kepada awal senja tentang pusara
yang tak kuberi nama
hanya kutaburi bunga-bunga kota

aku terpaku....
gemuruh tak kurasa gaduh..
desir angin, debur ombak pun tak nampak

kemana indera-ku
tersesatkah kau semasa di kota
ataukah
telah mati ketika terhempas ombak
membuih dan terbawa angin laut?

aku bisu.. di antara ceracau jiwa yang memuntahkan jutaan kata pada tiap denyut nadi
aku tuli.. manakala teriakan mereka sengaja terarah ke telinga
mungkin hanya mata yang masih mampu melihat jerit mereka
....aku.. mati kata
...aku.. mati rasa

hening di beranda nan tak bernama

sebenarnya tak hendak berkata-kata
pada api yang menyala pada batas dua cahaya
memanas,,, panjang menyala.. dan memaksaku menghembuskan nafas kedua

sungguh,,, aku sedang tak ingin banyak bicara
karena diam lebih terasa indah kini adanya

mungkin hanya pada malam terkadang aku bicara dan men-jurnal kata-kata
memadukan majas dalam neraca

Lupa

Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.