pinta

ada yang lupa kupertanyakan
dari percakapan kita tadi malam
benarkah adanya simalakama
atau perihal khuldi
penyebab kami terdampar kebumi

lau kupinta padaMu
kapankan terbuka sekat antara ku dan mereka
yang terhalang tanah bertabur bunga

kurasa..
bukan sajak yang jahanam
jika tanya tak kuhentikan
kapan aku bisa berhenti tertawa
dan menari diatas keranda

15 comments:

Anonymous said...

Kalo diambil kesimpulannya..
pengen mati dengan bahagia gitu ya Pak?
pardon me if im wrong..

Putirenobaiak said...

wah payah bana ko cal, ndak ngarati uni ko. janganlah keranda2an sadiah diak oi.

Anonymous said...

Makin cakap aja puisinya...
*jurus ngerayu supaya dibikinin lagi*

Anonymous said...

seram sekali maknanya...

Anonymous said...

tapi jika tanya itu tak dicari jawabnya, tidakkah hidupmu laksana dalam keranda itu sendiri.......

sayurs said...

ah, biarlah itu menjadi bagian-Nya..

Me said...

Puisi yg ini indah Chal. Tapi aku ngeri ketika sampai pada kata "keranda"...hiiii

Anonymous said...

maksudnya apaan si??????????? *bego mode on*

Usako said...

waa... knapa nie? pasti ada sesuatu...

biaca said...

Aslkm..

muantab puisinyo da...ado muhasabah juo saketek..hehe

Anonymous said...

nice poetry, keluar dari hati yang terbuka membaca

Anonymous said...

nice poem...

Anonymous said...

Banyak pertanyaan yg gak terjawab. Ya udah, biarin aja. Kalo semua ketauan jawabannya, idup jd gak seru. Hehehe.

Anonymous said...

puisinya makin berisi...

ini beneran, lho chal. :)

Anonymous said...

eh, baru nyadar, aku ada di urutan ke-14 dan ke-15 dalam daftar komentar. banyak juga komentarnya, chal. hehehe

Lupa

Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.