di dada kiri

tersemat sebuah lambang harga
maha karya sang "raja manusia"
indikator hidup serta pertanda mati


berdentum keras,... laksana meriam
kala kubawa ke kancah peperangan
dari gerilya hingga puputan
sebuah tekad satu tujuan,,,
...sebuah kemenangan....


berdetak lemah,.... ketika kalah
bertarung dengan tentara nafsu serta amarah
ataukah pasukan cinta yang tak berarah

...aku tersungkur..
didadaku tertancap sebuah "sangkur"
sangat dalam tak bisa terukur

hari ini...
terhitung 8 kali 365 hari
aku sia-siakan isi dada kiri

......aku desersi....

pernah terbesit ku ingin kembali
rapatkan barisan isi "amunisi"

.....namun....
kembali kusadari
ini bukan sebuah solusi
jalan damailah yang kucari......

mulai ku tata hari
"menyusun sepuluh jari"
..syukuri apa yang diberi..

"terima kasih illahi"
"aku masih punya HATI"

4 comments:

Anonymous said...

konon katanya hati adalah cermin. hehehe... selamat bercmin kalau begitu. kalau mau link, monggo. terima kasih. salam.

angin-berbisik said...

keren banget mas ichal puisinya, beda dengan biasanya yang romantis...:)

Anonymous said...

Jadi, akhirnya nrimo, ya?

Dalem...
Kerasa sakitnya...

ichal said...

makasih sireum, tia n dew....

hehehe, semua yang di beri emang harus nerimo, kan gak ada "doa menolak rezeki.....

Lupa

Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.