kelelahan jiwa


Semilir angin membelai wajahku..lembut membuai.

Perlahan mataku terpejam...

Bulir embun menyejukkan hatiku...kelegaan hingga sukma.


Kehampaan mulai sirna dan yang tertinggal hanyalah secuil makna........

Malam mulai merambah..mendaki bukit keheningan.

Alunan musik jiwa mulai memilin kegelisahan..mengikat... menyatu dengan nafas cinta.


Ketakjuban meninggalkan semua duka...

Memenggal semua kesendirian...

Indah kunikmati, kenikmatan kujiwai..


Rs

6 comments:

Kaka said...

wahh puisi nya hebat nih

Anonymous said...

Iya, udah Desember, hehehehe. Di hutan mah bulan apa aja nggak kerasa bedanya.

Eh, ini masih bukan puisi Ichal ya?

Anonymous said...

anda lelah? demi keamanan perjalanan anda, silahkan beristirahat...(hehe...)

Anonymous said...

Mas....boleh tahu yang membuat puisi ini? Saya kebetulan pada tahun 2001 juga mendapat puisi yang sama ini, pengirimnya atas nama Rusna Latifah, setelah mengirim puisi sekarang ini dia tidak ada lagi, emailnya yang dulu arrresss@yahoo.com juga tidak aktif lagi.

Kalau mas tahu kabar dari Rusnah mohon dikasih tahu kesaya...kirimkan saja email saya
rizal_muhammad@yahoo.com

Saya sudah lama mencari-cari dia di internet, tapi sepertinya tidak ditemukan. Mohon bantuannya. Terima kasih

wasssalam

Unknown said...

mas bagus sekali puisinya....ane ikut share ya....sukron

Unknown said...

Mantap puisi nya....

Lupa

Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.