gundah, resah, amarah
suka, duka, gila
cinta, nafsu, syahwat
terapung semua
dalam ruang 9 meter persegi
terendap sarinya
dan terus terulang lagi
aku sedang pegang kendali
sebagai pemerintah diri
gak pake tentara atau polisi
apalagi memakai menteri
aku tidak ingin memerintah negeri
apalagi ambisi jadi penguasa bumi
karena aku sudah puas hati
menjadi "diktator mimpi"
sebab langit yang semakin tinggi, dan tiada perubahan berarti disini, semuanya masih sama, tentang goresan pada hitam putihnya pelangi yang terangkai dari serpihan cerita-cerita lara dan suka tentang kita semua
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lupa
Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.
-
terperangkap aku disini dibatas dua cahaya sebelum senja memerah dan rinai yang mengiring langkah// di kala angin tak mampu menghantar bisik...
-
silamku pada dekade dekadensi moral yang kita ciptakan saat kita tak pernah tahu, atau kah tidak mau tahu apakah matahari ataukah bulan sila...
-
Malam ini,,, dia kembali dibawa rindu semilir sang bayu menyelusup kedalam kisi-kisi hati bersama keharuman berjuta melati Malam ini,,,.... ...
5 comments:
eh, seperti menuliskan isi hati dari semua orang lho, puisi ini.
kita memang mesti bisa memerintah diri kita supaya berjalan di alurnya ya.
Pengendalian dirih...
Kadang perih, tapi mo gimana lagih? :)
mengapa tidak:)
to anonymous : thanks,, siapa neh??
Post a Comment