Temaram senja mulai memekat…
Nyanyian malam mulai terdengar….
Bersenandung lirih..menyayat hati…
Kini ia sendiri…tanpa teman..tanpa kekasih
Kini ia berduka..kehilangan semua rasa
Dulu ia bernyayi bersama bulan
Dulu ia menari bersama bintang
Namun itu dulu sekali…
Kala anak manusia belum mengenal dosa
Kala anak manusia masih rindu belaiannya
Dulu air matanya adalah mutiara
Dulu desahannya adalah wangi surga
Namun kini
Air matanya tak memberi arti apa-apa
Desahannya tak membawa makna
Dulu kedatangannya begitu dinanti
Saat para petani melepaskan semua kepenatan
Namun kini kehadirannya sudah tak ada beda dengan ketiadaannya
Saat petani semua sudah berdasi
Dulu kehadirannya menandakan bergantinya hari
Dulu kedatangannya adalah awal peristirahatan
Namun kini kehadiarannya tiada beda dengan ketiadaannya.
Saat dirinya tiada beda dengan siang.
Senandungnya kini begitu memilukan… mendambakan kasih anak manusia
Belaiannya bagaikan sembilu.. perih…
Namun ia tak berdaya… karena ia hanyalah sebuah waktu
Waktu yang mampu mencipta kesadaran akan hari akhir…
Waktu yang menandakan dosa-dosa
Karena ia hanyalah sebuah malam.
6 comments:
Waaaah, udah lama nggak ke sini ternyata banyak banget postingan puisi terlewatkan.
Tapi,
kok ada yang baru ya? Ada penyair baru neh, di blog ini?
:)
dia hanyalah malam
tapi dia menemani mimpimu
kejarlah
icaaaal taragak diak :)
Indah nih puisi
Tanpa mengarungi malam,kita tak kan bisa mensyukuri indahnya pagi....aku suka puisi anda, teruslah berkarya...
Tanpa mengarungi malam,kita tak kan bisa mensyukuri indahnya pagi....aku suka puisi anda, teruslah berkarya...
Tanpa mengarungi malam,kita tak kan bisa mensyukuri indahnya pagi....aku suka puisi anda, teruslah berkarya...
Post a Comment