Siang ini terik sekali, cahaya matahari terasa panas membakar hingga membuat aku menyeringit. Saat tengah hari yang selalu terjadi fenomena bayang-bayang berada dibawah telapak kaki. Mungkin ini sebuah momentum bagi kita untuk bisa menginjak-injak diri sendiri atau memang tidak ada bayang-bayang yang mengikuti.
Hanya sedikit membaca goresan dari Kahlil gibran, tidak kubaca "syair Ronggowarsito", tidak pula sebuah buku yang bertajuk "ayat-ayat setan", apalagi tentang Salman rusdi yang di cari-cari "kepalanya" oleh Ayatullah khomeini. Bukan itu, semua itu terlalu besar untuk "otak kosongku".
Ada apa disiang ini?, aku membathin dan tak mampu menjawab pertanyaan yang kuajukan sendiri. Sebuah kecamuk, sebuah pertempuran!!. bukan Baratayudha bukan pula "Holly war".
Aku telah membiarkan benakku menjadi medan perang siang ini. Menjadi tempat pertempuran antara "sisi kiri" dan "sayap kanan". Merelakan benak hitamku kepada "mereka" untuk menjadi ladang pembantaian.
Lalu bagaimana lagi?. Aku tak mampu mengatur strategi, tidak bisa memposisikan dimana letak "aku", "kamu" dan "mereka". Dimana aku harus berada?, pada "sisi kiri" atau "sayap kanan"? dan tak mungkin aku mengambil peran "oposisi" lantaran mereka semua adalah oposan. Lantas, tetap berada di tengah-tengah pertempuran??. Tentu aku tidak mau hanya menjadi "umpan peluru".
Apakah harus ikut-ikutan menyandang dan mengokang "kalashnikov" menyeruak diantara mereka yang telah memberondong dengan AK 47, lalu berteriak " lo pikir lo siapa?", Sambil terus memuntahkan semua peluru???.
Aahh!, sebuah tanya yang tak perlu di jawab, sebuah episode yang tak berkesudahan, namun sejenak bisa kuredam. Satu helaan nafas rasanya cukup untuk menghentikan perang bathin ini. Memang tidak akan pernah usai, hanya menyiasati supaya mereka tidak lagi bertikai dan mencari jalan damai.
Aahh! untuk ketenangan sejenak ini rasanya aku berhak memanjakan diri disiang ini. Sebotol minuman dingin bersoda untuk menyegarkan kepala. Mumpung di kantong masih ada uang sisa. hehehehe!
****
Seperti biasa, tidak ada pesan berarti disini, tetapi sedikit menambah arti :
jika kita mampu untuk jujur pada diri sendiri itu sudah mewakili persyaratan untuk menjadi punggawa pada kerajaan kesetiaan.
16 comments:
horeee pertamax!
perang dengan diri adalah jihad yg terberat dan terhebat!
maju terus pantang mundur, pernah liat/pegang/denger suaranya AK 47 beneran? itu biasa di masa laluku
musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri...
Hal yang paling sulit adalah untuk jujur kepada diri sendiri
bukankah kadang kebijaksanaan bisa datang setelah kita membiarkan perang dalam diri kita berlangsung.......
Jika telah menetapkan pilihan untuk berada di sisi kiri atau di sayap kanan, kesetiaan adalah hal yang utama...
nunik
berhenti merokok juga termasuk hal yang paling sulit, batulkan bang Ichal :D
aku terhipnotis kata-katamu mas :) bagus banget
Jujur pada diri sendiri? ayo kita mulai !
setuju ma anang..:p
Seperti biasa, tidak ada pesan berarti disini, tetapi sedikit menambah arti :
jika kita mampu untuk jujur pada diri sendiri itu sudah mewakili persyaratan untuk menjadi punggawa pada kerajaan kesetiaan.
saya ...banyak merenung akan bagian ni!!!!!
NURUL
semakin matang dan dewasa aja nih si bapak...:)
Setuju ma Senja. :D
tulisan yang bagus dan "berisi"
terus menulis mas....
Ditunggu cerita-cerita yang lainnya yaa... :D
jika kita mampu untuk jujur pada diri sendiri itu sudah mewakili persyaratan untuk menjadi punggawa pada kerajaan kesetiaan.
.. saya banyak merenung akan kata -kata.. yang abang tempatkan di akhir postingan.... tetap semangat... dan taklukan hari, tuliskan... maka yang lain bisa mengambil hikmah
NURUL
setuju sama meiy..
Post a Comment