masih ada sajak yang tak bisa kuungkap
saat mencoba membaca ekspresi
mata dan hati yang kau perankan
ketika berhadapan dengan pembatas meja jamuan setengah lesehan
sebab akupun sibuk sendiri
memungut ekspresi yang kau tumpahkan
diatas meja yang bertumpuk novel dan koran
mungkin sesekali aku kupalingkan pandang
pada secangkir kopi yang kutuang sendiri
karena racikan rasa ini lebih mudah kupahami
bukan takut membaca peran
tapi ekpresi kian tak bertepi
maka kupilih maka kupilih sunyi
barangkali sajak takkan kuungkap
biarlah menyisakan sepenggal harap
sebab langit yang semakin tinggi, dan tiada perubahan berarti disini, semuanya masih sama, tentang goresan pada hitam putihnya pelangi yang terangkai dari serpihan cerita-cerita lara dan suka tentang kita semua
jamuan dahan
Alas kakiku masih basah sesampaiku dirumah //
masih pekat memikat //
wangi hutan yang kau hidangkan pada jamuan sejenak kesan/
/lambai daun dan tarian dahan masih menggaung pelan/
/bercampur bisikan angin yang menumpang pada hujan....
masih pekat memikat //
wangi hutan yang kau hidangkan pada jamuan sejenak kesan/
/lambai daun dan tarian dahan masih menggaung pelan/
/bercampur bisikan angin yang menumpang pada hujan....
Subscribe to:
Posts (Atom)
Lupa
Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.
-
terperangkap aku disini dibatas dua cahaya sebelum senja memerah dan rinai yang mengiring langkah// di kala angin tak mampu menghantar bisik...
-
silamku pada dekade dekadensi moral yang kita ciptakan saat kita tak pernah tahu, atau kah tidak mau tahu apakah matahari ataukah bulan sila...
-
Malam ini,,, dia kembali dibawa rindu semilir sang bayu menyelusup kedalam kisi-kisi hati bersama keharuman berjuta melati Malam ini,,,.... ...