bukan sajak rindu

Apa lagi yang bisa kutuliskan

tanpa panduan dan aku buta aksara

Dibelantara maya yang tak kutahu tepiannya

Sedangkan kita begitu nyata terdeteksi indera



Lalu dapatkah aku membaca tentang rasa

yang pernah kau kecap dan mencium aromanya

Sedang aku masih terbata mengeja

Rasa yang datar dan kembali reinkarnasi



mungkin bias kucoba sampaikan sepotong kata

menyingkat sandiwara peran nyata

pasti AKU, KAMU dan KITA pelakonnya

Bukan cerita haru drama sendu di hutan batu



Ya,, bagiku, DEBU yang melumuri kalbu takkan mampu menutup RINDU


~d~ 290211

inkonsistensi

makin menikam ketika pekat menjelang,

hitam menghantam,,

kelam meradang,

dan aku disudutkan waktu yang terus memburu

dimana aku,,

hilang pada sajak petang ~ sirna pada senja

aku merindu rasamu,

kala pesakitan dimamah waktu,

hingga bersetubuh dengan jemu

jika distorsi tak layak kupakai lagi,

pulangkan kembali belati kata ketangan kiri



menyepuh waktu

Sepekan penuh menyepuh waktu tak harap kilau, hanya melepas debu yang melekat pada ujung sepatu// memindai angan kadang mengandalkan hujan datang menjadi pembersih secara perlahan// kataku laksana pencari jejak namun hanya rimba didalam kotak,, awal dan akhir bertemu dititik itu// menipu... mungkin siasat jitu, lewati labirin semu// saatnya menyepuh waktu dengan menggeser PENANDA BUKU//

jalan buntu

membeku aku bersama waktu, dilingkung debu dan tak membekas kecup didahi bayu, bak kehilangan penanda buku

ketika hujan mengiringi angin tak menggiring angan

Tak penting bagiku mana yang lebih dulu//
sebelum atau setelah hujan luruh //
bukankah tabu tak kasat mata buatmu //
ekspetasi mesti mengawini improvisasi//
walau tak berbenih puisi //
aku mesti menikmati ....
tarian kaki telanjang dimanapun hujan datang //

belum ingin pulang

belum ada keinginan pulang ~
masih mengekor pada bayang nan tak kunjung hilang ~
bahkan ketika pekat kian menghitam //
akan pulang setelah jalan tak lagi menguntit bayang bayang ~ melenggang ~ diiringi hujan //
akan pulang setelah lepas seluruh pakaian



040211

opera tepian mimpi

mari kita menepi,,,
sejenak saja dan biarkan hari mendahului ~
bukankah masih ada sisa trotoar
untuk kita, beserta bunga bunganya
sebagaimengisi ruang rongga dada..

mari menepi,,,
sedenting saja ~
menyepi dari sangkakala klakson pemekak telinga,
dan berharap gaungnya terganti dengung garpu tala,, ...


020211

sajak yang tak sudah

sampai berapa purnama aku merampungkannya?,

menggeser pembatas kertas yang masih melekat keras,

tak beranjak dibekap jam jam jam yang malas//

mungkin aku yang keliru.

berhenti membaca sebelum koma

dan meletakan penanda pada halaman yang salah//

atau aku terlalu rindu pada 'jeda' yang telah lama memisah//

lalu kucoba cari alibi

dari penanda buku yang kuambil dari gantungan kunci sebuah laci//

layakkah ini?

Dan kutanya padanya, salahkah aku merindu hadiah darimu nan SEWANGI SUSU..


080111

memburu angin

Sebab angin tak berhenti berlari, maka berburu sedari pagi.
Berbekal mimpi yang kukemas malam tadi
juga tak parang,
yang kugenggam segumpal hati,
perambah belukar belantara hari
kemana kau melesat, kesitu pula aku merapat

menjala angan sekepal tangan,
terus memburu,
tak hirau punggung terjilat matahari yang kian mendekat
tapi kemana sembunyi yang kuburu hari ini..?
Tak kutemui..
ataukah sembunyi bersama berkas berkas kertas didalam laci..?


020111

kemana potongan waktu

Selayaknya berjalan tapi tanpa persinggahan,
terikat Tali kekang dibulan berjalan,,,
tiada jeda...
Menggerutu tentu..
bukankah warna selalu merubah raut wajah,
kadang cerah merekah,
alang kepalang kerontang, lekang dibakar siang
Lalu kemana berguru memangkas waktu?
.. kembalikan cerita wajah wajah lugu merayu..
Aku tak bernama kamu, hilang dijalan yang tiap hari kutempuh...!


291110

benak batu

Mungkin tak asing bagiku,
memasuki ruang melalui pintu,
kadang bersila dan tak jarang bersimpuh,
protokoler kumuh tapi utuh

lalu kenapa hari ini seperti berlari,
sepakatku enggan hampiri,,
memisah dan tak lagi mencumbu
'mari menipu' rayumu
... dan semakin kuat membujukku

kau tahu bukan aku jika mau bersolek tubuh,
karena garam peluh sudah manis bagiku
tapi lidahmu menghunus batang leherku,

ini bukan tentang 'mampu' atau 'malu'.. hanya perlu 'mau'..,


131210

permohonan

Tak kupungkiri..
aku mengatas namakan kami telah cinta mati
tapi mengapa hari ini kau seperti sengaja mengasah taji
siap mencakar lalu mencabik tiada henti...
lihat kesini..
induk ayam yang terhenti mencari makan
di tepi selokan, berteduhpun tak nyaman,
menyembunyikan anak pada kedua belah sayap
berharap.. tak banyak...
mohon hentikan sejenak // biar tembolok sedikit memadat//

291110

rindu dendam

Tersingkap ataukah menyingkap // aku ataukah kamu // menulis ataukah membaca catatan// narasi ataukah metafora // sengaja.. tidakkah // terkuak goresan hitam yang tersimpan di tikungan jalan seberang pemakaman//


141110

kusut

dibalik ruang yang terkurung hujan

benang panjang berubah menjadi gulungan

...tak karuan.....

bagaimana mengurai...

sedangkan waktu mengguntingu dalam lipatan


101010

catatan akhir pekan

Bersamaku api.. //
kusertakan ia membelah pekan penghujung hari //
apa yang kubeli.. // sepoi angin ditengah hari //
lasak di nan rami //
yang ku belanjakan tak bercerita sosok puisi //
bukan enggan //
sajak pun tak pernah kuselipkan //
bahkan pada sebuah catatan //
lalu kucoba memotong hari dari sisi abstraksi //
rami menjadi sunyi //
dan kutanya api//
sudikah kau simpan ceritaku hari ini //
kalau aku telah kehilangan alas kaki //


200610

Lupa

Jeda yang disengaja, berpura sibuk dunia menjadi abdi pelayan tantrum bayi bayi berbulu kaki test blog lagi yang sudha lupa password.